Cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia masih tidak menentu selama beberapa bulan terakhir, meskipun seharusnya sudah memasuki musim kemarau sejak bulan April. Hujan terus mengguyur sebagian wilayah Indonesia, menurut prediksi cuaca selama bulan Agustus 2025 oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
BMKG mengungkapkan bahwa pada awal Agustus, sejumlah wilayah masih berpotensi mengalami hujan ekstrem. Analisis atmosfer menunjukkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia dalam satu pekan ke depan. Faktor-faktor global, regional, dan lokal berperan dalam menciptakan kondisi atmosfer yang kondusif untuk pembentukan awan hujan dengan intensitas yang bervariasi.
Pada saat yang sama, beberapa wilayah mulai mengalami cuaca panas, ditandai dengan peningkatan jumlah titik panas yang berpotensi menjadi sumber kebakaran hutan dan lahan. Data satelit Himawari-9 mencatat penambahan titik panas di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi, yang menjadi sinyal risiko karhutla yang semakin meluas.
BMKG juga mengamati bahwa puncak musim kemarau di beberapa wilayah terjadi dengan penundaan dari prediksi sebelumnya. Durasi musim kemarau diprediksi lebih pendek di sebagian wilayah, tetapi lebih panjang di beberapa wilayah lain. Puncak musim kemarau sebagian besar diprediksi terjadi antara Juli hingga Agustus 2025. Di tengah kondisi atmosfer yang kontras ini, BMKG mendorong untuk meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap potensi bencana alam yang bisa terjadi.