Bahaya AI Bagi Pekerja: Peringatan dari Manusia Rp2.300 Triliun

CEO NVIDIA, Jensen Huang, memberikan peringatan bahwa kekurangan inovasi dalam industri kecerdasan buatan (AI) dapat mengakibatkan hilangnya pekerjaan dan penurunan produktivitas. Hal ini disampaikan Huang dalam wawancara dengan Fareed Zakaria dari CNN. Kepala Anthropic, Dario Amodei, juga mengungkapkan keresahannya terkait AI yang bisa menyebabkan pengangguran massal, dengan perkiraan bahwa AI mungkin menghilangkan setengah dari pekerjaan kerah putih tingkat pemula dan meningkatkan angka pengangguran dalam beberapa tahun ke depan.

Huang meyakini bahwa dengan adanya inovasi baru dari perusahaan, ruang produktivitas dan lapangan kerja masih dapat tumbuh. Namun, tanpa ambisi dan ide baru, produktivitas kemungkinan akan menurun, menyebabkan potensi penurunan jumlah pekerjaan. Peningkatan investasi AI dalam beberapa tahun terakhir telah menimbulkan kekhawatiran terhadap dampaknya terhadap lapangan kerja di masa depan.

Survei tahun 2024 dari Adecco Group menunjukkan bahwa 41 persen eksekutif meramalkan penurunan jumlah pekerja karena adopsi AI dalam lima tahun ke depan. Demikian pula, survei dari World Economic Forum menyatakan bahwa 41 persen perusahaan berencana untuk mengurangi jumlah tenaga kerja pada tahun 2030 karena otomatisasi AI.

Tidak hanya industri pekerjaan yang akan terkena dampak, tetapi tugas-tugas kreatif juga akan terpengaruh dengan adanya AI. Banyak perusahaan mulai menggunakan alat bantu AI untuk melakukan tugas-tugas seperti menyusun posting pekerjaan, siaran pers, dan kampanye pemasaran. Huang menambahkan bahwa walaupun pekerjaannya telah berubah akibat revolusi AI, ia tetap melanjutkan tugasnya.

AI dianggap sebagai teknologi yang luar biasa, dan Huang percaya bahwa AI dapat meningkatkan produktivitas dan menyeimbangkan kemajuan teknologi, bahkan untuk mereka yang awam teknologi. Artinya, AI dapat memberikan manfaat dalam berbagai sektor industri tanpa harus mengorbankan lapangan pekerjaan.

Source link

Exit mobile version