Berita  

Tata Kelola Budaya di Indonesia: Heri Lentho dan Peranan Pemerintah

Heri Lentho, seorang budayawan asal Surabaya, mengeluarkan kritik pedas terhadap pengaturan budaya di Indonesia. Saat merayakan Hari Kebangkitan Nasional, Heri menyoroti bahwa semangat kebebasan yang diwarisi dari para tokoh pergerakan seperti dr. Cipto Mangunkusumo semakin menjauh dari esensi sejatinya, yaitu menjadikan pendidikan dan kebudayaan sebagai inti dari pembangunan manusia. Menurutnya, fokus pada pembangunan fisik oleh pemerintah tanpa memperhatikan pembangunan manusia akan membuat cita-cita bangsa sulit terwujud.

Heri mencatat perbandingan antara Indonesia dan Korea Selatan, yang meskipun merdeka pada masa yang sama, namun Korea Selatan jauh lebih maju karena memprioritaskan pendidikan dan kebudayaan dalam pembangunannya. Heri menekankan pentingnya memperbaiki pengelolaan budaya nasional, dengan memberikan peran yang lebih seimbang antara pemerintah, seniman, dan dewan kesenian.

Ia menekankan bahwa pemerintah seharusnya berperan sebagai fasilitator, bukan sebagai pengatur program seni budaya secara dominan. Heri memperlihatkan kekhawatiran terhadap tata kelola program seni budaya di berbagai daerah di Indonesia, yang terlalu terpusat pada keputusan pemerintah tanpa melibatkan seniman dan dewan kesenian. Menurutnya, kehadiran dewan kesenian yang fungsional dan independen sangat penting dalam pembangunan kebudayaan yang sehat dan berkesinambungan.

Heri menyimpulkan dengan mengingatkan bahwa peran seniman dalam pembangunan manusia harus diakui dan dihargai, bukan hanya sebagai objek proyek. Pasca pandemi, ekspresi seni pun akan berubah, dan tanpa ruang presentasi yang mendorong kebebasan berekspresi, seni akan mati perlahan. Pemerintah perlu menyadari bahwa seniman memiliki peran yang penting dalam memperkaya dan memperkuat kehidupan manusia.

Source link