Indonesia siap memasarkan kredit karbon dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, COP 30 Amazonia yang berlangsung di Belem, Brazil. Dalam acara ini, Indonesia akan mengikuti sesi Seller Meet Buyer (SMB) di Paviliun Indonesia di arena COP 30 UNFCCC. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa ada 20 partisipan yang akan memasarkan proyek karbon mereka dengan total kredit karbon mencapai 90 juta ton CO₂ ekuivalen. Proyek-proyek ini berasal dari sektor energi, kehutanan dan lahan, serta limbah, dengan total 40 proyek pengurangan karbon.
Kepala Biro Humas KLHK, Yulia Suryanti, sebagai penanggung jawab sesi SMB menyatakan bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama 11 hari selama COP 30 berlangsung, dengan durasi satu jam setiap harinya. Tujuan SMB adalah untuk mempromosikan proyek karbon Indonesia kepada pihak luar agar bisa terlibat dalam transaksi langsung. Pemerintah Indonesia belum menetapkan target transaksi kredit karbon dalam kegiatan ini karena ini merupakan inisiatif pertama Indonesia di forum global tersebut.
Paviliun Indonesia di COP 30 akan mengusung tema “Accelerating Substantial Action of Net Zero Achievement for Indonesia by Integrity Carbon”. Selain sesi SMB, Paviliun Indonesia juga akan menampilkan sesi diskusi, pameran, serta pertemuan bilateral dan multilateral. Ada empat subtema utama yang akan ditampilkan di Paviliun Indonesia, termasuk Climate Finance, Nature, Technology, dan Implementation. Dari berbagai acara yang ditampilkan, diharapkan Indonesia bisa diakui sebagai pemain utama dalam perdagangan karbon global.












