Petani Desa Sidorejo menggelar tradisi Bubak Bumi di Dam Kali Setail, Purwoharjo, sebagai cara menyambut musim tanam. Para petani di Banyuwangi melakukan ritual doa bersama dan kenduri sebagai bentuk persiapan untuk musim tanam yang akan datang. Acara ini dihadiri oleh ratusan petani dari berbagai daerah, yang memiliki harapan besar terhadap kelancaran musim tanam serta hasil panen yang melimpah.
Dalam tradisi Bubak Bumi ini, petani memanjatkan doa sebagai ekspresi rasa syukur atas hasil panen tahun ini serta permohonan untuk kelancaran musim tanam berikutnya. Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kearifan lokal petani di Banyuwangi.
Kegiatan ini juga menjadi wujud dari gotong royong dan solidaritas antar petani, dimana mereka turut serta dalam doa bersama dan makan tumpeng sebagai simbol rasa syukur dan persaudaraan. Ritual ini tidak hanya tentang doa untuk musim tanam, tetapi juga sebagai upaya untuk memperkuat kerjasama antar petani Banyuwangi.
Dam Kali Setail, yang dibangun sebelum tahun 1953, masih berfungsi dengan baik hingga saat ini dan memberikan air bagi lebih dari 6.000 hektare sawah di wilayah Kecamatan Purwoharjo dan Tegaldlimo. Plt Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Riza Al Fahrobi, menjelaskan pentingnya menjaga dam ini bersama untuk memastikan kelancaran produksi pertanian di Banyuwangi.
Normalisasi Dam Kali Setail oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas juga sedang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas tampung air. Upaya ini diharapkan dapat memastikan dam tetap berfungsi dengan baik dan mendukung produktivitas pertanian di Banyuwangi. Semoga dengan adanya tradisi Bubak Bumi ini, petani di Banyuwangi dapat meraih hasil panen yang melimpah dan lancar pada musim tanam yang akan datang.












