Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap bahwa operasi modifikasi cuaca (OMC) berpotensi diperpanjang hingga akhir Maret atau menjelang Idulfitri 1445. Hal ini disebabkan oleh perkiraan hujan yang masih akan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan operasi modifikasi cuaca sebagai langkah antisipasi terhadap cuaca ekstrem. Penyelenggaraan OMC ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari curah hujan yang terjadi, terutama di daerah yang rawan banjir seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Menurut Dwikorita, hujan yang diprediksi akan terjadi dalam 10 hari terakhir Maret masih memiliki potensi untuk menjadi hujan lebat, namun dengan durasi yang lebih singkat. Untuk mengantisipasi cuaca ekstrem dengan durasi singkat tersebut, pihak BMKG telah melakukan modifikasi cuaca sejak awal bulan ini. Meskipun cuaca sedang bertransisi menuju musim kemarau pada bulan April, namun BMKG tetap memperkirakan adanya potensi hujan lebat hingga cuaca ekstrem dalam periode 11-20 Maret.
Hasil sementara dari operasi modifikasi cuaca menunjukkan dampak yang signifikan dalam mengurangi curah hujan di wilayah Jabodetabek. Data terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar stasiun pengamatan di wilayah tersebut tidak mencatat adanya curah hujan. Hal ini diakui oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, sebagai hasil dari OMC yang berhasil meredam curah hujan yang tinggi dan mengurangi kemungkinan banjir di wilayah tersebut. Meskipun OMC saat ini direncanakan hanya berlangsung sampai 8 Maret, pihak BMKG tetap memantau perkembangan cuaca dan siap melanjutkan operasi jika diperlukan.