Puluhan wartawan Pemalang menggelar demo di KPU setempat, karena merasa dihalangi saat peliputan. (Foto: Ragil/Suara Indonesia)
SUARA INDONESIA, PEMALANG – Hari kedua pendaftaran Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Pemalang, diwarnai aksi demonstrasi oleh sejumlah wartawan di kabupaten setempat.
Aksi ini buntut insiden penghadangan oleh oknum petugas keamanan KPU Pemalang terhadap puluhan awak media yang sedianya mau masuk ke aula, tempat salah satu paslon mendaftar untuk Pilkada 2024.
Penghadangan ini berawal ketika sejumlah jurnalis mau masuk untuk meliput pendaftaran paslon petahana Mansur Hidayat – Muhammad Bobby Dewantara. Mereka datang sekitar pukul 09.30 Wib.
Namun, pada momen pendaftaran tersebut, beberapa wartawan dilarang masuk untuk meliput. Dua oknum sekuriti menghadang di gerbang. Mereka bernama Ranoto dan Rifani. “Kalau wartawan tidak ada ID card dari KPU tak boleh masuk,” ketus Rifani.
Pengalaman tak mengenakan itu dirasakan oleh sejumlah jurnalis dari media daring. Seperti Aidin dari Raden Media Kistoro (Sinar Pantura) dan Dentang (Gerhana Online).
Saat ditanya alasannya, mereka menjawab karena jumlah wartawan dibatasi dan hanya yang memiliki ID card dari KPU Pemalang saja yang boleh masuk untuk meliput. Terlihat dari luar gerbang KPU ada beberapa wartawan di dalam gerbang yang tidak memakai ID card dari KPU.
Sekretaris KPU Pemalang, Benny Nugraha, ketika dikonfirmasi terkait pelarangan liputan oleh pihak keamanan, dia beralasan karena keterbatasan tempat, sehingga tidak semua wartawan bisa masuk ke dalam kantor KPU.
“Kami mohon maaf karena keterbatasan tempat, sehingga hanya wartawan yang mengenakan ID card dari KPU yang bisa masuk,” jawabnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta: Ragil Surono
Editor: Mahrus Sholih
