DeepSeek, platform kecerdasan buatan (AI) China yang baru-baru ini menjadi sorotan publik, berhasil mencuri perhatian sebagai pesaing utama dalam industri AI. Pendirinya, Liang Wenfeng, telah membawa platform ini menjadi pesaing ChatGPT OpenAI dan Gemini dari Google, serta platform AI terkemuka lainnya. Pencapaian yang luar biasa dari DeepSeek terbukti ketika aplikasi asisten AI-nya menggeser ChatGPT sebagai aplikasi gratis paling banyak diunduh di AS melalui App Store Apple, memicu lonjakan aksi jual pada saham-saham teknologi global.
Didirikan pada tahun 2023 oleh Liang Wenfeng, seorang manajer dana lindung nilai Tiongkok, DeepSeek mulai menarik perhatian ketika merilis model penalaran R1 yang menghadapi OpenAI o1. Meskipun terhambat oleh pembatasan ekspor chip dari AS ke China, DeepSeek berhasil mengembangkan model AI-nya dengan biaya yang lebih terjangkau, menarik minat global dengan chip AI yang daya rendah.
Liang Wenfeng, pendiri DeepSeek, merupakan figur terkemuka dalam bidang AI, lahir pada tahun 1985 di Zhanjiang, Guangdong, China. Dengan latar belakang pendidikan di bidang teknik informasi elektronik dan komunikasi, Liang telah mendirikan beberapa perusahaan yang menggabungkan AI dengan perdagangan kuantitatif. Dukungan finansial dari perusahaan-perusahaannya memungkinkan Liang mendirikan DeepSeek pada tahun 2023, berfokus pada pengembangan model AI canggih dengan sumber daya yang efisien dan hemat biaya, membuatnya bersaing dengan pesaing Barat.
Meskipun menuai kesuksesan, DeepSeek tidak luput dari kontroversi terkait potensi risiko penggunaan platform AI-nya, termasuk privasi data dan kepatuhan terhadap regulasi China. Perdebatan seputar sensor dan bias informasi juga memunculkan pertanyaan tentang persaingan China dalam teknologi AI. Namun, kontribusi Liang Wenfeng melalui DeepSeek telah menunjukkan kemampuan China dalam mengembangkan teknologi AI secara mandiri, memperlihatkan visinya untuk memajukan teknologi AI domestik dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya asing.