Perusahaan teknologi Kaiwa dari China sedang mengembangkan robot dengan rahim buatan untuk membantu pasangan yang kesulitan hamil. Robot ini dirancang oleh Dr. Zhang Qifeng, pendiri Kaiwa Technology, dan diharapkan akan diluncurkan mulai tahun depan. Dengan konsep ini, pasangan yang mandul dapat menyewa robot humanoid dengan biaya sekitar 100 ribu Yuan atau sekitar Rp226 juta.
Meskipun teknologi rahim buatan sudah berkembang, masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab terkait cara kerja robot ini. Mulai dari proses pembuahan sel telur dan sperma hingga bagaimana proses kelahiran dilakukan oleh robot. Selain itu, masalah etika dan peraturan juga menjadi perhatian dalam pengembangan teknologi ini.
Pemerintah China terus mendorong industri robotika mereka, di tengah tantangan populasi yang menua dan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Dukungan pemerintah terlihat dari subsidi yang diberikan serta pendirian dana besar untuk mendukung startup di bidang kecerdasan buatan (AI) dan robotika. Hal ini menunjukkan minat yang luas dalam mengadopsi teknologi kecerdasan buatan di China.
Dengan perkembangan teknologi seperti ini, China diharapkan dapat memimpin dalam pengembangan robot humanoid dengan menyediakan talenta, sumber daya, dan pelanggan yang dibutuhkan. Hal ini juga mendapat dukungan dari kehadiran publik yang semakin meningkat dalam acara konferensi robot terbaru. Inilah yang membuat China menjadi negara yang mampu memimpin dalam industri robotika di masa depan.