Dilarang Purbaya! Dokter Ungkap 6 Bahaya Thrifting Baju Bekas yang Jarang Diketahui

Kamis, 30 Oktober 2025 – 18:11 WIB

Jakarta, VIVA Thrifting atau membeli pakaian bekas kini semakin digandrungi masyarakat, terutama kalangan muda yang ingin tampil stylish dengan harga terjangkau. Di balik tren hemat dan ramah lingkungan ini, ada sejumlah bahaya thrifting bagi kesehatan yang jarang disadari banyak orang.

Baca Juga :

Bos BRI: Dana Rp55 Triliun dari Purbaya Sudah Tersalurkan Semua

Meskipun menguntungkan di sisi konsumen, banjirnya baju bekas di pasar tanah air bisa berpotensi mematikan industri pakaian lokal. Alhasi, pemerintah pun mengambil langkah tegas. 

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pemerintah akan memperketat larangan impor pakaian bekas dalam bentuk balpres atau karungan. Ia menyebutkan, pelaku impor ilegal akan dikenai sanksi pidana hingga denda tambahan sebagai bentuk hukuman tegas. 

Baca Juga :

BEI Sat-set Bentuk Tim Kerja Atasi Saham Gorengan yang Disinggung Purbaya

Purbaya menuturkan, negara akan rugi jika hanya memenjarakan pelaku dan memusnahkan barang bukti. Ia menyinggung,  pemerintah perlu mengeluarkan biaya besar untuk proses hukum dan pemusnahan pakaian bekas ilegal tersebut.

Hal senada juga disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, mendukung upaya Purbaya untuk melarang praktik thriftig khususnya di pasar-pasar yang ada di Jakarta. Alih-alih hanya menjadi penjual perantara (reseller), Pramono mendorong  masyarakat untuk menjadi pedagangan melalui pelatihan usaha.

Baca Juga :

Ditawari Masuk Partai, Purbaya Mengaku Tak Tertarik Dunia Politik

Dari sisi medis, dr. Arini Widodo, SM, SpDVE, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), mengingatkan bahaya kesehatan dari hobi membeli baju bekas yang tidak banyak orang tahu. Dikutip dari Antara berikut penjelasan dokter Arini.

1. Agen Infeksi dan Bakteri

dokter Arini menyampaikan, risiko infeksi kulit akibat thrifting sangat besar. Hal ini karena pakaian bekas tidak dapat dijamin kebersihannya, baik dari proses penjualan, pengiriman, maupun dari pemakai sebelumnya. 

“Agen infeksi seperti bakteri, jamur, virus, hingga parasit seperti tungau dan kutu bisa dengan mudah berpindah melalui pakaian tersebut,” jelas dokter Arini.

2. Memicu Penyakit Kulit

Risiko kesehatan yang sering muncul adalah scabies atau kudis, yaitu penyakit kulit akibat parasit tungau yang menyebabkan rasa gatal luar biasa, terutama pada malam hari. 

3. Risiko Eksim Akibat Debu dan Jamur

Halaman Selanjutnya

Pakaian bekas yang lama disimpan di gudang atau tempat lembap rentan dipenuhi debu dan spora jamur. Ketika digunakan, hal ini bisa memicu eksim atau peradangan kulit yang menyebabkan gatal, kemerahan, hingga kulit melepuh jika terus digaruk.

Halaman Selanjutnya

Source link