Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengungkapkan bahwa musim hujan tahun 2025/2026 diperkirakan akan tiba lebih awal dari biasanya. Berdasarkan pemantauan iklim, sebagian wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan sejak bulan Agustus tahun ini. Data BMKG menunjukkan bahwa musim hujan telah datang lebih awal di 294 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 42,1 persen dari wilayah Indonesia, terutama wilayah selatan dan timur.
Menurut Guswanto, Deputi Meteorologi BMKG, puncak musim hujan di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada bulan November-Desember 2025 di bagian barat, dan Januari-Februari 2026 di bagian selatan dan timur. Guswanto juga mengatakan bahwa terdapat potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah selama musim hujan tahun 2025/2026, dengan durasi musim hujan yang diprediksi lebih panjang dari biasanya. Meskipun demikian, akumulasi curah hujan secara umum berada dalam kategori normal, tanpa keadaan ekstrem basah atau kering.
Fenomena La Nina juga turut berdampak pada musim hujan ini, dimana La Nina diprediksi akan terjadi mulai akhir tahun. Guswanto menjelaskan bahwa salah satu dampak La Nina adalah memperpanjang musim hujan di Indonesia, terutama di wilayah timur. Keberadaan La Nina juga membuka peluang Indonesia mengalami kemarau basah, bahkan potensi hujan sepanjang tahun di 2026.
BMKG mencatat bahwa sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi mengalami curah hujan tahunan lebih dari 2.500 mm, termasuk di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Dengan demikian, warga di wilayah-wilayah tersebut perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi dampak yang ditimbulkan oleh musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga awal pertengahan tahun 2026.












