Gunung Batu di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat mengalami kenaikan ketinggian akibat aktivitas Sesar Lembang. Menurut peneliti BRIN, Mudrik Rahmawan Daryono, Gunung Batu dahulu berada satu level dengan Sesar Lembang, namun sekarang terangkat akibat tektonik sejauh 120 hingga 460 meter. Pergerakan vertikal sebesar 40 sentimeter juga terjadi, diduga sebagai akibat gempa magnitudo 6,5-7 yang menunjukkan pergerakan Sesar Lembang dari waktu ke waktu.
Kehadiran Sesar Lembang yang aktif selama dua pekan terakhir menimbulkan gempa dangkal dengan kekuatan kecil. Hal ini menyoroti perlunya peran pemerintah dalam bersiap menghadapi ancaman Sesar Lembang dengan melakukan mitigasi berkala dan persiapan fiskal untuk menghadapi peristiwa sebelum dan sesudah terjadi. Dalam kegiatan geotrack ke Gunung Batu yang diinisiasi BPBD Kota Bandung, mudrik menekankan pentingnya upaya mitigasi serius dan masif untuk melindungi wilayah yang berpotensi terdampak.
Selain itu, Sesar Lembang yang merupakan salah satu dari 81 sesar aktif di Indonesia, memiliki patahan sepanjang 29 kilometer dan bergerak dengan kecepatan 6 milimeter per tahun. Terdapat enam segmen patahan, diantaranya adalah Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung, dan Batu Lonceng terbentang dari Kecamatan Padalarang hingga Cilengkrang. Wilayah sesar tersebut memiliki ciri khusus di sisi barat yang landai dengan persawahan dan rumah warga, sementara di sisi timur memiliki struktur mencuat dengan kecuraman hingga 40 derajat yang menarik wisatawan di Kota Bandung.