Wedung Pace, senjata tradisional asal Jember, memiliki sejarah yang panjang dan penting. Ditemukan sejak abad ke-2 Masehi, Wedung Pace dipercayai sebagai senjata yang memiliki nilai historis dan mitologis yang kuat. Budayawan Jember, Miftahul Rahman, menjelaskan bahwa Wedung Pace terukir pada Situs Watu Lumbung di Desa Karangharjo, Kecamatan Silo. Meskipun tidak jelas peta wilayah zaman dahulu, lokasi temuan Wedung Pace ini diyakini berada di Pace, Silo.
Menurut Cak Memet, Wedung Pace hanya digunakan untuk keperluan perang dan bukan untuk pekerjaan sehari-hari. Ada mitos yang mengatakan bahwa jika Wedung Pace digunakan untuk menyembelih binatang, dagingnya akan membusuk. Selain itu, dalam mitos lainnya, Wedung Pace tidak perlu dilepaskan dari sarungnya saat dipakai untuk menunjukkan keberadaan dalam peperangan.
Bupati Jember, Muhammad Fawait, menegaskan bahwa Jember memiliki banyak peninggalan bersejarah, termasuk Wedung Pace. Hal ini menjadi identitas kabupaten tersebut. Dalam acara kirab pusaka dan sedekah bumi di Jember, Wedung Pace dipamerkan sebagai pusaka utama sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya. Gus Fawait, sapaan akrab Bupati Jember, menekankan pentingnya pelestarian dan pengenalan Wedung Pace melalui acara tersebut. Selain itu, Jember juga diakui sebagai kabupaten yang layak besar karena memiliki peninggalan bersejarah yang beragam.
