Perubahan iklim semakin nyata dengan kota-kota besar di seluruh dunia yang dilanda cuaca ekstrem dan banjir pada bulan Juli 2025. Mulai dari pemukiman di Tegal hingga Texas, dampak cuaca ekstrem ini telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian besar. Banjir telah melanda berbagai penjuru dunia, seperti di Texas, Amerika Serikat, yang mengalami banjir bandang yang mengakibatkan korban jiwa dan kerugian materiil yang signifikan. Sementara itu, Indonesia juga tidak luput dari ancaman banjir, seperti yang terjadi di Tegal akhir Juni lalu. Fenomena cuaca ekstrem ini juga terjadi di seluruh dunia, dengan banjir dilaporkan dari lima benua.
Banjir global tidak hanya mengancam kehidupan penduduk, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. Menurut Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana, kerugian ekonomi akibat banjir global mencapai miliaran dolar setiap tahun. Banjir menjadi komponen bencana alam yang paling sering terjadi, mencapai 40 persen dari total bencana. Di Indonesia, banjir telah menyebabkan kerugian yang cukup besar, seperti yang terjadi di Jabodetabek pada awal Maret 2025.
Investasi dalam sistem mitigasi bencana sangat penting untuk mengurangi dampak negatif banjir. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan lembaga keuangan internasional diperlukan untuk memperkuat ketahanan terhadap bencana. Negara seperti Inggris telah menginvestasikan dana yang besar untuk membangun dan memperbaiki pertahanan banjirnya. Investasi dalam ketahanan bencana dapat memberikan keuntungan ekonomi dan sosial yang signifikan.
Dengan fenomena cuaca ekstrem yang semakin meluas, perlunya investasi dalam mitigasi bencana menjadi sangat mendesak. Tanpa langkah-langkah yang tepat, dampak banjir global dapat semakin parah dan meningkatkan kerugian baik secara ekonomi maupun sosial. Oleh karena itu, langkah-langkah konkret dan kolaborasi antar berbagai pihak diperlukan untuk menjaga keberlangsungan lingkungan dan kehidupan manusia di masa depan.