Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Jawa Tengah untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti kekeringan dan hujan lebat pada musim kemarau 2025. Surat dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah II menyatakan bahwa sebanyak 27 dari 54 Zona Musim (ZOM) di Jawa Tengah telah memasuki musim kemarau. Wilayah yang terkena dampak musim kemarau meliputi sebagian besar Kabupaten seperti Brebes, Tegal, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Klaten, Wonogiri, Blora, hingga Demak.
Beberapa wilayah di Jawa Tengah, seperti Boyolali, Jepara, dan Wonogiri, dinyatakan waspada terhadap kekeringan meteorologis, sementara Klaten berstatus siaga. Diketahui bahwa parameter iklim global seperti ENSO dan IOD saat ini dalam kondisi netral dan diperkirakan akan tetap netral hingga semester kedua tahun 2025.
Untuk suhu muka laut di perairan Indonesia pada periode Juli hingga Desember 2025, diprediksi akan didominasi oleh nilai normal hingga anomali positif. Meskipun demikian, hujan tetap berpotensi terjadi di beberapa wilayah Jawa Tengah. Secara khusus, Purbalingga, Banjarnegara, dan Pekalongan masuk dalam kategori waspada terhadap curah hujan tinggi. Hujan lebat diperkirakan terjadi di sejumlah wilayah dataran tinggi seperti Karangreja, Bojongsari, Batur, Kalibening, Paninggaran, serta wilayah selatan Kabupaten Tegal dan Brebes.
BMKG menegaskan bahwa pada tanggal 14-20 Juli, potensi hujan lebat dinyatakan nihil. Hal ini menandakan pentingnya kewaspadaan masyarakat Jawa Tengah terhadap potensi bencana hidrometeorologi selama musim kemarau 2025.