Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah menyatakan bahwa penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia akan memberikan kontribusi sebesar 12 persen terhadap pertumbuhan PDB negara. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Alfreno Kautsar Ramadhan, Staf Khusus Menkomdigi Bidang Kepemudaan dan Start Up, mewakili Menkomdigi Meutya Hafid, di Sekolah Tinggi Multimedia Yogyakarta, Kabupaten Sleman. Menurut Alfreno, optimisasi penggunaan AI dapat berkontribusi 12 persen terhadap GDP growth Indonesia tahun 2030. Adopsi teknologi AI di Indonesia berkembang pesat, dengan perkiraan bahwa pada 2025, 92 persen tenaga kerja terampil di Indonesia akan menggunakan teknologi tersebut dalam pekerjaan mereka.
Adopsi yang pesat ini menunjukkan pentingnya keberadaan talenta atau SDM yang mampu memanfaatkan teknologi AI. Alfreno menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan 9 juta digital talent pada tahun 2030 dan mereka harus mempersiapkan diri sebagai tulang punggung dalam transformasi nasional. Keahlian digital dalam memanfaatkan teknologi AI akan memastikan bahwa manusia tidak akan tergantikan oleh teknologi tersebut. Bonifasius Wahyu Pudjianto, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Komdigi, juga menyatakan bahwa AI adalah teknologi masa depan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Penggunaan teknologi AI harus dimaksimalkan agar Indonesia dapat terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Penggunaan AI tidak boleh sebatas penggunaan pasif untuk hal-hal sederhana, namun harus digunakan secara efisien untuk menciptakan prompt-prompt yang terstruktur dengan baik demi menghasilkan produk yang berkualitas. Bonifasius menekankan pentingnya menjadi prompt engineer, di mana pengguna AI harus mampu menyusun perintah-perintah yang teratur dengan jelas. Selain itu, IA juga harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang produktif, memberikan dampak ekonomi, nilai, dan manfaat kepada bangsa dan negara. Ini menunjukkan bahwa penggunaan AI yang efektif dapat membawa dampak positif bagi masyarakat dan bangsa.