Tim PVMBG telah turun ke lokasi pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul, Purwakarta, Jawa Barat. Mereka sedang melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab bencana tersebut. Dalam pemeriksaan awal, PVMBG menemukan bahwa pergerakan tanah disebabkan oleh faktor geologi. Permukaan tanah terdiri dari material lepas yang poros dengan lapisan batu lempung kedap air di bawahnya. PVMBG menggunakan drone untuk pemetaan udara dan alat khusus untuk memeriksa kondisi tanah di lokasi bencana.
Menurut Ketua Tim PVMBG, Iqbal Eras Putra, lapisan batu lempung menjadi penyebab labilnya lapisan tanah di atasnya, terutama saat air hujan membuatnya lebih licin. Meskipun tidak ada indikasi patahan aktif di wilayah tersebut, struktur geologi yang ditemukan menunjukkan pola-pola umum retakan pada batu lempung. Bencana tanah bergerak ini telah terjadi beberapa kali sejak April dari data Badan Geologi.
Pemerintah Kabupaten Purwakarta telah menyatakan status tanggap darurat bencana dan mengimbau masyarakat untuk menjauhi lokasi tanah bergerak. Masyarakat diimbau untuk tidak mendekati lokasi bencana dan melakukan aktivitas di sana. Seiring dengan itu, BPBD Jawa Barat melaporkan sekitar 250 warga setempat harus mengungsi dan sejumlah bangunan mengalami kerusakan akibat bencana tersebut. Tanah bergerak di Desa Pasirmunjul terus bertambah setiap 10 menit dan memaksa pemindahan puluhan makam keluarga di lokasi tersebut.