Eropa menggunakan dua buah satelit untuk menciptakan Gerhana Matahari buatan di luar angkasa. Percobaan ini diumumkan Badan Antariksa Eropa (ESA) pada Senin (16/6). Satelit-satelit yang diberi nama Coronagraph dan Occulter terbang dalam formasi berjarak 130 meter tanpa kendali dari Bumi, menciptakan gerhana buatan.
ESA mengklaim bahwa misi Proba-3 ini akan membantu para ilmuwan dalam mempelajari korona Matahari, termasuk angin Matahari, aliran materi ke luar angkasa, dan lontaran massa korona. Andrei Zhukov, ilmuwan utama misi ini, mengungkapkan bahwa Proba-3 telah berhasil menciptakan 10 gerhana buatan, dengan durasi terlama lima jam.
Selama gerhana, instrumen optik ASPIICS pada Coronagraph memotret korona Matahari sementara Occulter menghalangi cahaya Matahari. Foto-foto tersebut diproses oleh Pusat Operasi Sains ASPIICS di Observatorium Kerajaan Belgium. ESA menekankan bahwa gambar-gambar dari misi Proba-3 akan membantu dalam pemodelan komputer korona Matahari.
Data ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang fenomena Matahari yang berdampak pada Bumi, membantu masyarakat dan industri untuk mempersiapkan diri menghadapinya. Dengan demikian, ESA telah mencapai prestasi signifikan dalam eksplorasi Antariksa dan pemahaman tentang Matahari serta atmosferanya.