Pria asal Amerika Serikat, Tim Friede, telah menjadi perbincangan karena keputusannya untuk rela digigit oleh ular lebih dari 200 kali selama 18 tahun terakhir. Tujuan dari tindakan kontroversial ini adalah untuk mencapai kekebalan total terhadap racun ular, sebuah praktik yang dikenal sebagai mithridatisme.
Mithridatisme melibatkan membangun kekebalan tubuh terhadap racun dengan paparan berulang terhadap dosis kecil racun secara bertahap. Setelah bertahun-tahun melakukan eksperimen ini, Friede memperoleh kekebalan yang cukup kuat sehingga antibodi dalam darahnya dapat melindungi terhadap berbagai jenis racun ular.
Hasil dari penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cell menunjukkan bahwa Friede memiliki kemungkinan untuk menghasilkan antivenom universal yang efektif melawan berbagai jenis racun ular. Hal ini akan memberikan solusi yang sangat dibutuhkan, mengingat saat ini mayoritas antivenom hanya mampu melawan spesies ular tertentu.
Meskipun beberapa ilmuwan menolak untuk bekerja sama dengan Friede, pada tahun 2017 ia berhasil menjalin kolaborasi dengan Jacob Glanville, seorang ahli imunologi yang tertarik untuk mengembangkan antivenom universal. Penelitian mereka kemudian menghasilkan perlindungan penuh terhadap 13 dari 19 spesies ular yang diuji, serta perlindungan sebagian terhadap sisanya.
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan antivenom universal yang dapat diberikan melalui alat seperti EpiPen, sehingga dapat diproduksi secara massal dengan biaya yang terjangkau. Friede merasa bangga telah memberikan kontribusi kecil namun signifikan dalam sejarah kedokteran dengan tindakan eksperimentalnya.