Samsung memiliki keuntungan yang signifikan dalam situasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, berbeda dengan saingannya, Apple. Perbedaan kunci antara keduanya terletak pada tempat perakitan produk. Sementara iPhone dari Apple dirakit di China, Samsung memproduksi di negara lain seperti Vietnam, India, dan Korea Selatan. Hal ini membuat Samsung tidak terlalu tergantung pada produksi di China, seperti yang dialami oleh Apple.
Meskipun Apple telah memindahkan sebagian produksi ke negara lain, sebagian besar iPhone masih diproduksi di China. Perang dagang antara AS dan China mengakibatkan tarif impor yang signifikan, meskipun sebagian perangkat teknologi termasuk smartphone bebas dari tarif resiprokal. Meski demikian, Samsung tidak sepenuhnya terbebas dari dampak tarif. Namun, perusahaan ini tidak sebegitu tergantung pada China untuk produksi smartphone-nya.
Ketegangan perdagangan antara AS dan China terus meningkat, dengan ancaman balasan dari China terhadap negara yang membatasi perdagangan dengan mereka. Apple, yang sangat tergantung pada produksi di China, menjadi fokus utama perhatian dalam hal tarif industri teknologi. Sebaliknya, Samsung memiliki keberagaman produksi di berbagai negara, sehingga dapat mengurangi dampak tarif yang mungkin terjadi.
Meskipun tidak terlalu kebal terhadap tarif, Samsung tetap memiliki keuntungan dalam integrasi vertikal perusahaannya. Selain sebagai penjual barang elektronik konsumen, Samsung juga merupakan produsen komponen seperti layar, memori, dan chip. Dengan demikian, posisinya lebih stabil dalam menghadapi situasi perang dagang yang terus berlangsung antara AS dan China.