Rencana pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Regional Kediri Raya di Desa Surat, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, terancam gagal setelah Pemerintah Kota Kediri mengundurkan diri dari kerja sama. Persoalan sampah di Kediri semakin pelik dengan kelebihan kapasitas Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Klotok di Kota Kediri dan TPST Sekoto di Kabupaten Kediri. Tanpa solusi segera, krisis sampah semakin nyata di kawasan ini.
TPAS Regional Kediri Raya awalnya dirancang untuk menangani sampah yang terus meningkat di wilayah Kediri. Namun, ketika Kota Kediri mendapat lahan tukar guling untuk TPST Klotok, fokus Pemkot Kediri beralih untuk membangun TPST baru di lahan tersebut. Permohonan membangun TPST dengan kapasitas 140 ton per hari kepada PT Gudang Garam oleh Pj Wali Kota Kediri pada April 2024 juga tidak cukup untuk menampung sampah Kota Kediri yang mencapai 180 ton per hari.
Situasi semakin tidak menentu ketika Pj Gubernur Jawa Timur pada September 2024 meminta kepastian terkait kerja sama TPAS Regional kepada Pemkot Kediri tanpa jawaban hingga akhir tahun. Sebagai akibatnya, skema kerja sama dengan GII-GIZ batal dan proyek TPAS Regional dialihkan ke Jawa Barat. Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Timur, Khusnul Arif, menyayangkan sikap Pemkot Kediri yang meninggalkan kerja sama dan menekankan urgensi menemukan solusi bersama dalam penanganan sampah.
Pemkab Kediri kini mencari opsi lain, seperti berkomunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk kerja sama bilateral dalam pengelolaan sampah. Proyek TPAS Regional di Desa Surat telah melewati banyak tahapan penting, namun tanpa dukungan penuh dari Pemkot Kediri, sulit untuk terwujud. Pemprov Jawa Timur kini mencari sumber pendanaan baru untuk mewujudkan TPAS Regional. Kota Kediri memerlukan solusi konkret untuk mengatasi persoalan sampah yang berpotensi meluas dan menimbulkan masalah baru jika tidak ada percepatan pembangunan TPST yang baru.
