Pagar laut telah dipasang di selat Bangkalan-Gresik, khususnya di sebelah barat selat tersebut. Diperkirakan panjang pagar laut mencapai 2,8 km dengan jarak 150-200 meter dari bibir pantai. Pagar laut ini terletak di tiga desa sekaligus, yaitu Desa Dekiring, Pernajuh, dan Sembilangan. Masyarakat setempat di Desa Sembilangan hanya memiliki akses sekitar 20 meter untuk keluar menuju laut lepas akibat adanya reklamasi pantai yang dilakukan oleh PT Galangan Samudera Madura (GSM).
Adanya pemasangan pagar laut ini menimbulkan kekhawatiran terkait penguasaan lahan laut di daerah tersebut. Selain itu, beberapa perusahaan galangan kapal juga telah menguasai lahan pesisir di sekitar area reklamasi pantai. Meskipun izin reklamasi telah diperoleh oleh beberapa perusahaan, namun masih ditemukan kekurangan dalam administrasi terkait kepemilikan lahan tersebut.
Di tengah isu-isu penguasaan lahan ini, Pj Bupati Bangkalan, Arief M Edie, menggarisbawahi peran penting Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai koordinator dalam pengelolaan kawasan untuk mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bangkalan. Bagi pengusaha di sektor maritim, Arief mendorong pembentukan kelompok usaha yang solid agar dapat bersinergi dalam mengajukan proposal KEK kepada pemerintah pusat.
Pengembangan KEK di Bangkalan diprediksi akan memberikan manfaat yang besar bagi pengusaha dan masyarakat setempat. Selain memudahkan investasi, pengembangan ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif secara ekonomi bagi daerah, terutama melalui peningkatan pajak dari sektor pendukung yang akan berkembang seiring masuknya investasi. Semua pihak diharapkan dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan ini dan mewujudkan percepatan pembangunan ekonomi di wilayah Jawa Timur, termasuk Pulau Madura.
