Menkomdigi, Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa survival rate startup di Indonesia mencapai 10 persen, angka yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata global yang hanya 1 persen. Hal ini disampaikan oleh Meutya saat acara Terampil di Awan di BPPTIK Komdigi, Kabupaten Bekasi. Dia menjelaskan bahwa dari lebih dari 3.000 startup yang terdata di Komdigi, sekitar 1.300 di antaranya sedang dalam pendampingan. Meutya juga optimis bahwa dengan pelatihan digital talent yang lebih intensif di pemerintahan Presiden Prabowo, Indonesia akan mampu melahirkan lebih banyak startup.
Prestasi Indonesia dalam ranah startup juga terlihat dari pencapaian di ASEAN Digital Awards. Di ajang tersebut, startup Indonesia berhasil meraih 9 dari total 18 medali yang diperebutkan. Dari jumlah itu, termasuk empat medali emas, tiga medali perak, dan dua medali perunggu. Banyak dari peraih medali merupakan startup mitra Komdigi yang mendapat pendampingan digital.
ASEAN Digital Awards merupakan penghargaan untuk organisasi, bisnis, dan individu yang telah memimpin produk atau layanan inovatif dan memberikan kontribusi signifikan dalam lanskap digital Asia Tenggara. Melalui pencapaian-pencapaian ini, Indonesia berhasil menunjukkan bahwa ekosistem startup di negara ini tidak hanya berkembang pesat tetapi juga mampu bersaing di tingkat internasional. Meutya Hafid menyatakan kebanggaannya terhadap kerja keras para pelaku startup yang telah mengharumkan nama bangsa.