Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan bahwa pihaknya telah merekrut beberapa anak muda Indonesia untuk mengembangkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) buatan dalam negeri. Menurut Luhut, anak-anak muda ini sedang bekerja dan diharapkan dalam dua pekan ke depan akan melakukan presentasi di hadapan Presiden RI, Prabowo Subianto. AI yang akan dikembangkan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan tujuan memperkuat ekosistem digitalisasi di Indonesia.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, mengatakan pemerintah masih dalam proses eksplorasi teknologi kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan pengembangan teknologi di Indonesia. Nezar menanggapi langkah negara-negara lain yang memblokir dan tidak mengizinkan operasi perusahaan teknologi seperti DeepSeek di negaranya. DeepSeek sempat menciptakan kehebohan global pada awal 2025 dengan merilis model AI terbaru, tetapi beberapa negara seperti Korea Selatan, Italia, Australia, dan Taiwan telah membatasi penggunaan teknologi dari perusahaan ini.
Pengembangan AI sendiri membutuhkan biaya yang tinggi karena menggunakan open source. Dengan perkembangan teknologi, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang lebih efisien melalui digitalisasi. Semua langkah ini diambil untuk memperkuat ekosistem digital di Tanah Air. Patut dipahami bahwa fokus pada pengembangan dan inovasi teknologi AI merupakan langkah penting dalam upaya memajukan Indonesia ke arah yang lebih modern dan terhubung secara digital.
