Berita  

“Krisis Kesejahteraan Petambak Garam: Harga Belum Stabil”

Kesejahteraan petambak garam di Sampang pada tahun 2025 masih belum terjamin, dengan harga yang belum stabil. Pasar bebas tanpa standar harga yang jelas membuat harga garam fluktuatif. Hal ini menyebabkan petambak garam seperti Slamet mengalami kesulitan, dengan harga garam KW1 turun menjadi Rp700 dan KW2 menjadi Rp600.

Sementara itu, Aufa Marom menjelaskan bahwa masalah harga garam dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perang opini di kalangan pemroses garam. Penghentian impor garam untuk industri makanan nasional menimbulkan ketidakpastian bagi petani garam. Ausa mengharapkan adanya peraturan daerah yang mendukung petani garam secara berkelanjutan, serta regulasi untuk mengatur pasokan garam agar harga pasar terjaga. Dukungan dari pemerintah sangat diharapkan untuk menjaga keberlangsungan usaha petani garam di Sampang.