berita politik tentang prabowo subianto humanis, tegas, berani
Berita  

Employee Volunteering Program BPJamsostek Sidoarjo di Ekowisata Mangrove Surabaya

Employee Volunteering Program BPJamsostek Sidoarjo di Ekowisata Mangrove Surabaya

Redaksi
07 Juni 2024 | 08:06 Dibaca 123 kali

Advertorial
BPJamsostek Sidoarjo Employee Volunteering di Ekowisata Mangrove Surabaya

Employee Volunteering BPJS Ketenagakerjaan Sidoarjo, serahkan 600 bibit mangrove di Ekowisata Mangrove Wonorejo, Surabaya. (Foto: BPJamsostek untuk Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, SURABAYA – Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2024, BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) Sidoarjo menggelar Employee Volunteering dengan menanam dan menyerahkan 600 bibit mangrove di Ekowisata Mangrove Wonorejo, Surabaya. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nelayan dan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

Kepala BPJS Ketenagakerjaan Sidoarjo Novias Dewo Santoso mengatakan, Employee Volunteering kali ini dilakukan insan BPJS Ketenagakerjaan Sidoarjo bersama insan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa Timur dan Kantor Cabang se-Surabaya Raya di Ekowisata Mangrove Wonorejo, Surabaya.

“Pembiayaan kegiatan ini sama sekali tidak menggunakan anggaran kantor, tapi dari donasi sukarela seluruh insan BPJS Ketenagakerjaan yang terlibat dalam kegiatan ini, diantaranya dari Cabang Sidoarjo dengan jumlah 40 karyawan,” jelas Dewo.

Dewo mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan, yang diharapkan terus tumbuh berkelanjutan di pribadi insan BPJS Ketenagakerjaan guna memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

“Employee Volunteering ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang dilaksanakan oleh karyawan BPJamsostek. Bentuk kegiatan tiap tahunnya berbeda-beda namun memiliki tujuan pengabdian terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar,” terangnya.

Dipaparkan, Employee Volunteering kali ini pilih menanam mangrove, karena mangrove di samping bisa menahan abrasi juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya nelayan setempat.

“Ketika mangrove yang kita tanam ini nanti tumbuh besar, ikan dan kepiting pasti akan semakin banyak, dan ini akan bisa dinikmati para nelayan, yang berarti perekonomian mereka jadi berkembang,” kata Dewo.

Setelah pendapatan nelayan bertambah, mereka diharapkan akan timbul kesadaran terhadap pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.

Karena, dengan mengiur Rp 36.800,- setiap bulan, pekerja kategori Bukan Penerima Upah (BPU) ini mendapat perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Hari Tua (JHT), serta beasiswa 2 anak mulai TK sampai Perguruan Tinggi.

Manfaatnya, jika mengalami kecelakaan kerja seluruh biaya pengobatan sampai sembuh ditanggung penuh oleh BPJS Ketenagakerjaan. Jika kecelakaan kerja itu sampai mengakibatkan pekerja meninggal dunia, santunan untuk ahli warisnya 48 x upah yang dilaporkan.

Selain itu, ada beasiswa untuk 2 anak peserta yang meninggal dunia, mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi yang total maksimalnya bisa mencapai Rp 174 juta. Sedangkan jika pekerja meninggal dunia tanpa ada hubungannya dengan pekerjaan, santunan untuk ahli warisnya sebesar Rp 42 juta.

Dewo mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan menaruh perhatian pada nelayan, karena kelompok pekerja ini salah satu dari tiga segmen yang banyak belum tercover perlindungan jaminan sosial, selain segmen pertanian dan kehutanan. (Adv)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Redaksi
Editor : Satria Galih Saputra