Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengaku kecewa dengan keputusan Partai Golkar yang mengusung Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk capres Prabowo Subianto. Keputusan ini dinilai semakin memperjelas upaya melanggengkan politik dinasti.
Koordinator Pusat BEM SI, Hilmi Ash Shidiqi, menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Partai Golkar semakin memperkuat dugaan bahwa ada upaya atau intrik yang sedang dilakukan untuk melanggengkan politik dinasti. Ia mengungkapkan bahwa ada serangkaian tindakan untuk membangun politik dinasti rezim Presiden Joko Widodo, seperti peristiwa ‘cawe-cawe’ Presiden Joko Widodo dan keputusan Mahkamah Konstitusi yang mengabulkan permohonan terkait batas usia capres-cawapres.
Hilmi juga menyatakan kekecewaannya karena demonstrasi yang dilakukan oleh BEM SI tidak dihiraukan oleh para pemain politik. Ia menegaskan bahwa BEM SI tetap akan menyuarakan penolakan terhadap upaya membangun dinasti politik.
Partai Golkar secara resmi mengusung Wali Kota Solo Gibran Rakabuming sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto. Keputusan ini diumumkan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar yang berlangsung di Jakarta Barat pada Sabtu (21/10/2023).
Dalam Rapimnas tersebut, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah membahas secara seksama dan mengedepankan kepentingan yang lebih besar. Airlangga juga menjelaskan bahwa ia telah rapat dengan semua ketua DPD Partai Golkar sebelum mengambil keputusan tersebut.
Belakangan ini, muncul gambar foto Prabowo dan Gibran serta tulisan pasangan capres-cawapres Pilpres 2024. Gibran merupakan putra sulung Presiden Jokowi, namun status keanggotaannya di PDIP masih belum diketahui dengan pasti.