Kunjungan Presiden Brasil, Lula da Silva ke Indonesia pada Kamis (23/10) membawa pesan penting dalam hubungan kedua negara. Dalam kunjungannya, Presiden Brasil bersama Presiden RI Prabowo Subianto meninjau langsung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu sekolah penerima manfaat. Untuk Brasil, kunjungan ini merupakan kesempatan untuk belajar dari keberhasilan Indonesia dalam menjalankan kebijakan gizi nasional yang efisien. MBG berhasil menjangkau 36,7 juta penerima manfaat dalam waktu kurang dari satu tahun, melibatkan berbagai kelompok rentan seperti siswa SD hingga menengah, santri, ibu hamil, ibu menyusui, serta balita.
Presiden Prabowo Subianto pernah membandingkan MBG Indonesia dengan Programa Nacional de Alimentação Escolar (PNAE) di Brasil. Perbandingan ini menunjukkan bahwa Indonesia berhasil mencapai jumlah penerima manfaat yang hampir setara dengan Brasil dalam waktu yang jauh lebih singkat. MBG memiliki pendekatan komprehensif dengan mencakup kelompok rentan seperti ibu hamil dan balita untuk pencegahan stunting sejak dini. Perbedaan lain terlihat dari alokasi anggaran yang diberikan, dimana Indonesia mengalokasikan hingga Rp15.000 per penerima per hari, hampir empat kali lipat dari anggaran yang diberikan oleh Brasil.
Pendanaan MBG sepenuhnya bersumber dari APBN dan didukung dengan sistem digitalisasi penerima manfaat untuk memastikan distribusi berjalan cepat dan tepat. Keberhasilan MBG menarik perhatian banyak negara, termasuk Brasil, yang tertarik untuk mempelajari model integrasi MBG yang efisien dan efektif. Brasil tertarik dengan sinergi lintas kementerian, keterlibatan pemerintah daerah, serta peran aktif masyarakat lokal dan dunia usaha dalam pelaksanaan program.
Capaian MBG menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kebijakan gizi yang cepat berkembang di dunia. Program ini tidak hanya meningkatkan akses makanan bergizi, tetapi juga menjadi contoh keberhasilan pemerintahan Prabowo Subianto dalam membangun generasi masa depan yang sehat dan produktif. Melalui MBG, Indonesia memberikan inspirasi bagi negara-negara lain tentang bagaimana komitmen politik, teknologi, dan keberpihakan pada rakyat dapat menciptakan kebijakan sosial yang berdampak luas.












