Sabtu, 28 Juni 2025 – 22:43 WIB
Jakarta, VIVA – Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada awal 2025, menunjukkan bahwa hampir 20 persen anak-anak Indonesia mengalami stunting.
Baca Juga :
Ibas Ingatkan Program MBG Harus Dikelola Transparan: Jangan Ada Penyelewengan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin pada kesempatannya di kegiatan diseminasi hasil SSGI juga menjelaskan bahwa stunting tidak hanya terjadi setelah anak lahir, tetapi sudah dapat bermulai sejak dalam kandungan. Oleh karena itu, intervensi, salah satunya melalui tenaga kesehatan seperti bidan, menjadi kunci dalam upaya memutus mata rantai permasalahan ini. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!
Buku Panduan Nutrisi Esensial pada Setiap Tahapan Kehamilan diluncurkan untuk memperkuat peran tersebut. Materi dalam buku ini disusun secara sistematis berdasarkan referensi ilmiah dan masukan para ahli, dengan juga memerhatikan kondisi nyata di lapangan. Di dalamnya memuat informasi praktis mengenai kebutuhan nutrisi esensial di setiap trimester kehamilan, panduan pencegahan risiko komplikasi seperti anemia dan preeklamsia, serta pendekatan komunikasi empatik untuk meningkatkan efektivitas edukasi kepada ibu dan keluarga.
Baca Juga :
YouTube Siap Lawan Aturan yang bikin Heboh Dunia
“Bidan merupakan titik awal pendampingan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak di masyarakat. Dengan hadirnya Buku Buku Panduan Nutrisi Esensial pada Setiap Tahapan Kehamilan ini, kami berharap para bidan memiliki referensi praktis yang dapat langsung diterapkan dalam edukasi gizi bagi ibu hamil, sehingga risiko stunting dapat ditekan sejak dini,” ujar Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Ade Jubaedah SSIT Bdn. MM, MKM, dalam keterangannya, dikutip Sabtu 28 Juni 2025.
![]()
Baca Juga :
Konsumen Anak-anak Indonesia Terancam Produk Makanan-Minuman Tinggi Gula
Senada dengan IBI, Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Konsultan Fetomaternal Prof. Dr. dr. Noroyono Wibowo, Sp.OG(K), menambahkan, kekurangan energi kronis dan kekurangan zat gizi masih menjadi masalah. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah, stunting, bahkan komplikasi dan pendarahan pada ibu.
“Di sinilah peran tenaga kesehatan menjadi sangat krusial dalam memberikan edukasi gizi ibu sejak awal kehamilan. Dengan pendampingan dan edukasi yang tepat, kita dapat menekan angka risiko bahkan kematian ibu dan bayi, serta memastikan pertumbuhan janin berjalan sehat dan ideal,” tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Health Communicator Kalbe Nutritionals, dr. Dewi Virdianti Pangastuti, turut menekankan pentingnya pemenuhan nutrisi esensial dan gizi tepat bagi ibu hamil, serta penguatan peran bidan dalam mendampingi ibu selama masa kehamilan. Tingginya partisipasi mencerminkan antusiasme dan komitmen bersama dalam upaya pencegahan stunting serta peningkatan mutu layanan kesehatan ibu dan anak.












