Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, laju kenaikan suhu global dapat mencapai 3,5 derajat Celcius dalam skenario terburuk. Hal ini akan berdampak pada semakin ekstremnya curah hujan dan kekeringan pada periodenya masing-masing. Menyoroti target Kesepakatan Paris, Dwikorita mengungkapkan bahwa pemanasan global tidak boleh melampaui 2 derajat Celcius, bahkan diharapkan hanya mencapai 1,5 derajat Celcius. BMKG memperkirakan dampak dari kenaikan suhu global ini termasuk peningkatan curah hujan, terutama di wilayah Indonesia utara dan tengah, sementara bagian selatan cenderung mengalami penurunan curah hujan.
Dwikorita menegaskan bahwa upaya global harus dilakukan untuk mencegah realisasi dari skenario terburuk ini, karena jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ekstrem akan semakin sering terjadi. Cuaca ekstrem seperti hujan deras akan menjadi “kenormalan baru” jika penanganan tidak optimal. Data menunjukkan peningkatan suhu udara permukaan, baik secara global maupun nasional, yang mengalami peningkatan signifikan. Dikarenakan dekade terakhir mencatatkan suhu terpanas yang pernah ada dalam sejarah, dengan peningkatan suhu yang cepat terjadi setelah tahun 1980. Hal ini memberikan indikasi bahwa langkah-langkah pencegahan dan perlindungan lingkungan harus ditingkatkan untuk menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin nyata.
