Selama musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, hujan deras berpotensi mengguyur sejumlah wilayah Indonesia di waktu-waktu tertentu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia didominasi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, terutama pada sore hingga malam hari. Menurut BMKG, pada dasarian kedua September, sebagian wilayah Indonesia mengalami masa peralihan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang cenderung bersifat sporadis dan berdurasi singkat, sering terjadi pada periode ini.
Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti konvergensi angin, suhu muka laut yang hangat, serta aktivitas fenomena atmosfer global dan regional seperti Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Kelvin. Kondisi ini memperkuat potensi terbentuknya awan hujan di berbagai daerah Indonesia. Selama seminggu ke depan, pertumbuhan awan hujan yang signifikan masih mungkin terjadi di beberapa wilayah, dipicu oleh interaksi faktor atmosfer skala global, regional, dan lokal.
BMKG mencatat bahwa cuaca signifikan berupa hujan lebat dan angin kencang berpeluang terjadi di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, serta kawasan Indonesia bagian tengah hingga timur. Fenomena seperti Dipole Mode Index (DMI) dan Outgoing Longwave Radiation (OLR) juga berperan dalam mempengaruhi cuaca di wilayah tersebut. Gelombang atmosfer, seperti MJO dan gelombang Kelvin, turut berkontribusi dalam peningkatan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Adanya gelombang atmosfer dengan frekuensi rendah juga memperkuat peluang terjadinya hujan. Selain itu, dinamika atmosfer di beberapa wilayah dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti gelombang atmosfer yang masih terpantau aktif.