Bencana banjir di Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebabkan kematian sembilan orang karena cuaca buruk yang diakibatkan oleh gelombang ekuatorial Rossby, menurut Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar. Kelompok Kerja Operasional Meteorologi BBMKG Wilayah III, Wayan Musteana, menjelaskan bahwa gelombang ekuatorial Rossby mendukung pertumbuhan awan yang menyebabkan hujan lebat. Faktor kelembaban udara yang tinggi juga memperkuat hal tersebut. Gelombang ekuatorial Rossby yang aktif di wilayah Bali dan sekitarnya telah memicu pertumbuhan awan konvektif yang menyebabkan hujan deras. BMKG sebelumnya telah menjelaskan bahwa faktor-faktor seperti kelembapan udara, labilitas atmosfer, dan gelombang ekuatorial Rossby berkontribusi terhadap hujan lebat yang menghantam wilayah tersebut. Fenomena gelombang ekuatorial Rossby dapat mengakibatkan pertumbuhan awan hujan dan mempengaruhi intensitas hujan ketika aktif. Akibat banjir bandang dan tanah longsor di NTT dan Bali, sebanyak sembilan orang dilaporkan meninggal dan beberapa lainnya hilang. Pemerintah Provinsi Bali telah mengeluarkan status Tanggap Darurat Bencana selama satu minggu untuk mengatasi dampak bencana tersebut.
Gelombang Ekuatorial Rossby dan Banjir di Bali: Penyebab Tersembunyi

Read Also
Recommendation for You

Organisasi masyarakat sipil Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) menyoroti wacana pembatasan satu akun…

Terkait dengan perilaku bayi yang mengucek matanya, seringkali dianggap sebagai tanda bahwa bayi siap untuk…

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan bahwa ia dan Presiden China Xi Jinping telah mencapai…

Selama musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, hujan deras berpotensi mengguyur sejumlah wilayah…

Upaya penyelamatan tujuh pekerja PT Freeport Indonesia yang terjebak di tambang bawah tanah Grasberg, Tembagapura,…