Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi ancaman patahan Megathrust yang berisiko besar menyebabkan gempa bumi dan potensi gelombang tsunami. Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, menegaskan pentingnya kesigapan dalam menghadapi potensi bencana tersebut selama memberikan arahan kepada berbagai instansi yang terlibat dalam pelaksanaan simulasi nasional di Kota Padang, Provinsi Sumbar.
Menurut catatan BMKG, Ranah Minang mengalami ribuan gempa bumi setiap tahun, baik yang dirasakan secara langsung maupun tidak. Terletak di kawasan Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire, Sumbar secara konsisten mengedepankan upaya mitigasi bencana. Selain ancaman dari patahan Megathrust, juga ada potensi patahan di daratan seperti Sesar Sumatera dan Sesar Semangko yang melintasi Aceh hingga Provinsi Lampung.
Ranah Minang telah beberapa kali terkena dampak gempa besar yang menyebabkan kerugian jiwa yang signifikan. Hal ini termasuk gempa pada 10 Maret 2007 di Kabupaten Kepulauan Mentawai, gempa pada 30 September 2009, dan gempa bumi terakhir pada 25 Februari 2022 di Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat. Seluruh peristiwa tersebut menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan manajemen bencana untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan.
Simulasi kesiapsiagaan merupakan langkah yang sangat dibutuhkan untuk optimalisasi manajemen bencana, terutama dalam kluster kesehatan menghadapi gempa dan tsunami. Dengan demikian, korban dapat diminimalkan dan penanganan bencana dapat dilakukan secara lebih efektif. Upaya ini dilakukan demi keselamatan seluruh masyarakat Sumatera Barat.