Blackberry, ponsel yang populer pada era 2000-an, kini kembali menjadi incaran kaum muda, terutama kalangan Gen Z. Munculnya tagar #blackberry di media sosial TikTok telah memicu fenomena ini, bahkan hingga sebuah petisi online yang mengusulkan agar Blackberry dihidupkan kembali. Petisi ini diprakarsai oleh Kevin Michaluk, seorang pendiri media khusus Blackberry, yang menyoroti alasan dibalik popularitas Blackberry di kalangan Gen Z.
Menurut Kevin, salah satu alasan generasi muda memilih Blackberry karena keengganan terhadap layar sentuh di ponsel Android atau iPhone. Mereka menghargai tombol fisik pada Blackberry dan menggandrunginya sebagai alat komunikasi yang sederhana. Fenomena ini semakin berkembang, dengan sejumlah Gen Z mulai mencari Blackberry bekas sebagai alternatif yang lebih terjangkau dibandingkan iPhone. Hal ini juga mencerminkan gerakan anti-smartphone yang mulai tumbuh di kalangan generasi muda untuk menikmati dunia offline dengan lebih sadar.
Meskipun menawarkan keuntungan dalam hal harga dan kegunaan, penggunaan ponsel Blackberry juga tidak lepas dari risiko. Dengan sistem operasi yang telah dihentikan pada tahun 2022, Blackberry tidak lagi dapat bersaing dengan perangkat iPhone dan Android yang terus berkembang pesat. Meskipun demikian, fenomena kembalinya Blackberry di tengah popularitas smartphone modern memberikan pandangan menarik tentang perlunya keseimbangan dalam penggunaan teknologi dan kebutuhan akan waktu berkualitas di luar dunia digital.
