Pada Konferensi Ekonomi Internasional St. Petersburg tahun 2025, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyoroti lonjakan produksi pangan negara yang mencatat rekor. Produksi beras dan jagung Indonesia naik sekitar 50 persen dalam tujuh bulan pemerintahan Prabowo. Hal ini diumumkan dalam pidato kuncinya di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025, dihadiri oleh pemimpin global dan tokoh bisnis internasional.
Prabowo menekankan bahwa kenaikan produksi pangan tersebut didorong oleh reformasi regulasi menyeluruh dan langkah-langkah anti-korupsi yang diterapkan selama awal pemerintahannya. Deregulasi, pemotongan birokrasi, dan penegakan hukum yang ketat terhadap korupsi menjadi fokus kebijakan yang menghasilkan peningkatan produksi tersebut.
Salah satu pencapaian paling signifikan adalah cadangan beras nasional Indonesia mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Prabowo menegaskan target empat tahun adalah swasembada pangan dan menjadi pengekspor bersih beras dan jagung.
Prabowo juga menyoroti keamanan pangan sebagai salah satu dari empat prioritas strategis pemerintahannya. Dia menjelaskan bahwa Indonesia siap berperan lebih prominent di panggung global, termasuk dalam keanggotaannya di BRICS dan keterlibatannya dengan Bank Pembangunan Baru. Reformasi yang diterapkan Indonesia tidak hanya bertujuan untuk memastikan kemakmuran dalam negeri, tetapi juga untuk membangun kehadiran yang kredibel dalam tatanan ekonomi internasional.