Selama bulan Juni ini, langit akan dihiasi dengan sejumlah fenomena menarik, seperti hujan meteor Bootids dan Strawberry Moon. Beberapa dari fenomena tersebut dapat disaksikan dengan mata telanjang, namun ada yang memerlukan alat bantu seperti teropong atau teleskop. Sebelum menyaksikan fenomena langit tersebut, pastikan langit saat itu cerah, tidak tertutup awan tebal atau hujan, serta jauh dari polusi cahaya perkotaan.
Hujan meteor Arietids akan mencapai puncak pada 7 Juni, meskipun puncaknya terjadi pada siang hari. Namun, masih bisa disaksikan saat langit masih gelap sebelum Matahari terbit. Fenomena ini aktif mulai 29 Mei hingga 7 Juni, dengan titik radian hujan meteor berada di rasi Aries.
Selain itu, Bulan Purnama pada Juni dikenal sebagai Strawberry Moon, terinspirasi dari tradisi Pribumi di Amerika Utara yang terkait dengan panen stroberi liar pada Bulan Juni. Sedangkan Solstis Juni, yang menandai awal musim panas di belahan Bumi utara, akan terjadi pada 21 Juni. Fenomena ini ditandai dengan Matahari mencapai titik tertinggi di langit sepanjang tahun, menandakan pergantian musim.
Hujan meteor Bootids akan mencapai puncaknya pada 27 Juni, aktif mulai 22 Juni hingga 2 Juli. Selama periode tersebut, akan terlihat di rasi Bootes, dan sekitar pukul 20:00 WIB menjadi waktu terbaik untuk menyaksikannya. Pada 30 Juni, konjungsi Mars-Bulan akan menampilkan pertunjukan kecil, di mana Bulan sabit dan Mars akan berpapasan dalam jarak yang berdekatan. Selain itu, mungkin Anda juga bisa melihat fenomena “earthshine” saat cahaya yang dipantulkan dari Bumi membuat bagian Bulan sabit bersinar redup.