Forum Komunikasi Jurnalis Nahdliyin (FJN) bersama GP Ansor Surabaya mengadakan ziarah ke makam dr. Radjamin Nasution, Wali Kota pertama Surabaya, di tengah perayaan Hari Jadi Kota Surabaya ke-732. TPU Rangkah menjadi saksi sebuah pemandangan yang kontras, dengan makam yang sunyi dan minim perawatan tanpa penanda sejarah yang layak. Tanpa penghormatan dari pemerintah, FJN dan GP Ansor Surabaya mengusulkan perlunya tindakan nyata untuk mengabadikan nama dr. Radjamin melalui penanda resmi di makam dan memberikan namanya pada jalan protokol di Surabaya. Perlunya inisiatif dari Pemerintah Kota Surabaya dan persetujuan DPRD untuk merealisasikan usulan tersebut sebagai bentuk menghormati jasa dan sejarah pendiri kota Surabaya. Keluarga dr. Radjamin yang sederhana memilih TPU Rangkah sebagai tempat peristirahatan terakhir, namun hal ini menegaskan pentingnya kehadiran negara dan pemerintah kota dalam memberikan penghormatan yang pantas. Dalam perayaan ulang tahun ke-732, Surabaya dihadapkan pada pertanyaan mengenai perlakuan terhadap sejarahnya sendiri, menimbulkan refleksi tentang apakah ada tempat yang layak bagi para pendiri kota ini.
Ironi Perayaan HUT Surabaya ke-732: Makam Wali Kota Pertama Terlupakan

Read Also
Recommendation for You

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, resmi meluncurkan gerakan Banyuwangi Melayani dengan tujuan memberikan layanan publik yang…

Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) menggelar Pajak Daerah Award Kabupaten Cilacap Tahun…

Memasuki tahun 2025, Lanud Jenderal Besar Soedirman menggelar Open Turnamen Sepakbola Danlanud Cup ke-23, yang…

Tim Kalamunyeng Unit Turjawali Sat Samapta Polres Gresik berhasil menggerebek sebuah toko kelontong di Kecamatan…

LSM Lira (Lumbung Informasi Rakyat) merayakan ulang tahun ke-20 dengan mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas)…