Peringatan Hari Kebebasan Pers di Jember tahun ini diwarnai oleh tiga pemantik diskusi yang hadir dalam acara yang digelar oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jember. Acara yang diadakan di BRIWorks Universitas Jember pada 5 Mei 2025 ini bertujuan untuk membahas mengenai inklusivitas informasi bagi difabel. Dalam diskusi ini, jurnalis, akademisi, dan aktivis difabel berkumpul untuk membicarakan masa depan media yang lebih adil dan ramah bagi semua pihak.
Tema acara ini menjadi refleksi atas kemerdekaan pers serta panggilan moral untuk memastikan akses informasi yang sama bagi semua, termasuk bagi penyandang disabilitas. Salah satu pemantik diskusi, Wiviano Rizky Tantowi, menyampaikan bahwa media perlu lebih memperhatikan kebutuhan informasi inklusif bagi difabel, seperti penggunaan bahasa isyarat dan program khusus bagi mereka.
Ajakan Wiviano untuk melihat difabel sebagai warga setara dan bukan objek pemberitaan disambut baik oleh Sekretaris AJI Kota Jember, Andi Saputra. Menurutnya, perjuangan AJI tidak hanya terbatas pada isu kebebasan pers dan kesejahteraan jurnalis, tetapi juga ingin memberikan dukungan pada komunitas difabel dalam menciptakan media alternatif.
Acara ini diharapkan dapat melahirkan ekosistem media yang inklusif sehingga setiap suara, tanpa terkecuali, dapat didengar dan dihargai. Kolaborasi antara jurnalis dan aktivis difabel diharapkan dapat memperkuat kerja sama di masa depan guna memastikan bahwa tidak ada satu pun warga yang tertinggal dalam arus informasi. Maka dari itu, kemerdekaan pers yang sejati adalah ketika setiap suara, termasuk yang tidak terdengar, dapat diwakili dengan baik.