Sebuah kelompok ilmuwan Amerika Serikat mengungkapkan keberhasilan mereka dalam ‘membangkitkan’ kembali serigala purba dire wolf yang telah punah ribuan tahun yang lalu. Dire Wolf merupakan predator puncak yang pernah menjelajahi Amerika Utara dengan ciri khas kepala, bulu, dan rahang yang unik. Proyek ini dipimpin oleh Colossal, dimana Ben Lamm, CEO perusahaan, menyatakan bahwa ini adalah pencapaian besar pertama dalam rangkaian teknologi pemulihan kepunahan spesies.
Tim ilmuwan mengambil sampel DNA dari gigi berusia 13.000 tahun dan tengkorak berusia 72.000 tahun untuk menciptakan keturunan serigala yang sehat. Tiga serigala dire wolf tersebut kini tinggal di lokasi rahasia seluas 2.000 hektar yang dijaga ketat. Colossal menegaskan bahwa fasilitas ini sudah disertifikasi oleh American Humane Society dan Departemen Pertanian AS.
Para peneliti menggunakan DNA purba dari dua fosil dire wolf untuk mengidentifikasi varian genetik yang unik pada spesies ini. Melalui analisis genetik dan teknologi CRISPR, mereka berhasil mengkloning dan membentuk embrio yang sehat dari sel serigala abu-abu. Proses ini melibatkan transfer embrio ke anjing domestik sebagai ibu pengganti, yang akhirnya melahirkan dua anak dire wolf jantan dan satu anak betina.
Walaupun anak-anak serigala ini telah beradaptasi dengan kehadiran manusia, namun mereka tetap tidak jinak. Kepala petugas hewan Colossal, Matt James, mengungkapkan bahwa serigala ini masih menunjukkan perilaku remaja dan karakteristik misterius dari dire wolf. Dengan demikian, proyek ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang pemulihan kepunahan, kloning, dan dampak-dampak genetik yang ditimbulkannya.
Dengan menggabungkan teknologi dan ilmu pengetahuan, proyek ini berhasil memunculkan kembali keturunan dari spesies yang telah lama punah. Hal ini menunjukkan upaya kolaboratif antara ilmuwan, peneliti genetika, dan tenaga ahli hewan untuk mengatasi kepunahan spesies dan memperluas pemahaman kita tentang evolusi.