Doni, salah satu peternak sapi di Desa Sukodadi, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang sapinya terkena Penyakit Mulut dan Kuku, Selasa (07/01/2025). (Foto: Gono Dwi Santoso/Suara Indonesia)
SUARA INDONESIA, JOMBANG – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, semakin meluas. Hingga hari ini, Selasa (07/01/2025), data dari Dinas Peternakan Kabupaten Jombang mencatat sudah ada 393 kasus PMK yang tersebar di 21 kecamatan periode 8 Desember 2024 – 6 Januari 2025.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Mochamad Saleh, Plt Kadis Peternakan Kabupaten Jombang, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu kandang milik warga di Desa Sukodadi, Kecamatan Kabuh, yang ternaknya terinfeksi PMK.
Salah satu pemilik ternak, Dony, mengungkapkan bahwa sapinya terjangkit wabah PMK sejak tiga hari lalu. Ia telah menghubungi petugas kesehatan hewan setempat dan mendapatkan suntikan pengobatan.
“Tiga hari yang lalu, kedua sapi jenis Limosin ini tidak mau makan dan mulutnya mengeluarkan air liur yang banyak. Setelah menghubungi petugas, sedikit demi sedikit mulai membaik,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mochamad Saleh menjelaskan bahwa hari ini ada dua agenda penting, yaitu pemantauan pasar hewan di Kabuh dan monitoring langsung penanganan PMK di tingkat peternak.
“Ini adalah salah satu upaya dari Pemerintah Kabupaten Jombang, khususnya Dinas Peternakan, untuk melakukan pencegahan sedini mungkin. Jika sudah terjadi penyakit seperti ini, kami akan melakukan pengobatan intensif dan vaksinasi lengkap kepada peternak sapi,” paparnya.
Saleh menambahkan bahwa dari 393 sapi yang terinfeksi PMK, perkembangannya ada yang mati 15 sapi, potong paksa ada 57 sapi, yang sembuh ada 84 sapi dan sapi yang masih sakit 237 sapi. Langkah-langkah pencegahan yang diambil oleh Dinas Peternakan melalui sosialisasi kepada peternak melalui para petugas di lapangan.
“Kami mengajak peternak untuk segera melaporkan jika hewan ternaknya menunjukkan gejala kelainan, seperti keluarnya air liur berlebihan atau kerusakan di mulut yang menyebabkan nafsu makan berkurang,” ungkapnya.
Saleh juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap lalu lintas ternak dari luar kota ke Jombang.
“Kami telah menginstruksikan kepada petugas lapang untuk bergerak cepat dan melayani peternak secara langsung. Vaksinasi saat ini yang dapat dilakukan secara mandiri oleh peternak yang dibantu oleh petugas dinas sesuai arahan dari Kementerian Pertanian RI,” tutupnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Mahrus Sholih |