REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Memed Alijaya, salah satu saksi yang dihadirkan tim hukum Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam sidang sengketa pemilihan presiden (Pilpres) 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK). Dalam sidang, tawa terpecah saat dia ditanyai oleh Ketua MK, Suhartoyo.
Pada awalnya, Memed memberikan keterangan tentang dugaan ketidaknetralan perangkat desa di Cikaso, Sukabumi, Jawa Barat. Ketidaknetralan ini ditujukan untuk mendukung pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dalam sidang, dia bahkan berdiri dari tempat duduknya untuk mempraktikkan suasana ketidaknetralan tersebut. Terutama saat para perangkat daerah mengerahkan sejumlah masyarakat untuk mendukung Prabowo-Gibran.
“Saya praktekin deh, saya berdiri ya. Kan itu orang berbaris semua di depan rumah ketua RT, pak camat di depan, yang di sini (belakang) kepala desa, di (samping) ada tokoh masyarakat,” ujar Memed dalam sidang, Selasa (2/4/2024).
“Yang memimpin yel-yel orang sekretariat PPS, ‘Kami relawan Iing siap untuk memenangkan Prabowo-Gibran satu putaran’, ‘siap!’ kata semua begitu,” lanjutnya menggambarkan suasana saat itu.
Memed mengklaim ada 18 orang dalam kegiatan tersebut dan telah dilaporkan kepada Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Dia bahkan mengatakan telah memiliki bukti ketidaknetralan tersebut.
Kemudian, Suhartoyo bertanya apakah Memed memiliki bukti dokumentasi terkait kegiatan tersebut. Dia menyatakan sudah memiliki dan telah menyerahkan kepada tim hukum Ganjar-Mahfud.
Suhartoyo kemudian bertanya kepada Ketua Tim Hukum Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis tentang bukti yang dimiliki Memed. Namun, Memed yang menjawab pertanyaan Suhartoyo dengan nada tinggi.
“Sudah Pak. Jadi saya tidak ngarang-ngarang pak, karena sudah bersumpah tadi pagi,” ujar Memed.
“Saya orang Islam, lagi puasa. Jangan banyak pertanyaan yang berat-berat, nanti yang lain saya jelaskan itu,” tambahnya.
Suhartoyo tidak bisa menahan senyum dan tawanya saat mendengar pernyataan Memed. Akhirnya, dia menyerah dan tidak melanjutkan pertanyaan.
“Iya sudah, tidak ditanya lagi, ditanya lain nanti,” kata Suhartoyo tersenyum sambil menahan tawa.